Nama : Pandu Prawira Negara
NIM : 10.41010.0109
Dosen : Didiet Anindita A
1. convenience sampling (sampling kemudahan), sampel diambil berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Dengan kata lain sampel diambil/terpilih karena ada ditempat dan waktu yang tepat. Tanpa kriteria peneliti bebas memilih siapa saja yang ditemuinya untuk dijadikan sampel.
Judgement sampling (dikenal juga dengan purposive sampling) adalah teknik penarikan sampel yang
dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi
target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan
kriterianya, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan
kriteria ini dimungkinkan karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan
tertentu didalam pengambilan sampelnya.
Simple random Yang dimaksud dengan
Sampling Acak Sederhana adalah sebuah proses sampling yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang
yang sama untuk dipilih ke dalam sampel.
complex random
sampel
ini sangat sesuai untuk menganalisis sistem pada beberapa sampling, diantaranya
sampling sistematis, sistem mewakili dan sampling kelompok. sampling sistematis, sampling
probabilitas yang paling sederhana, misalnya memilih mewawancarai setiap orang
ke- k dari daftar pegawai perusahaan.
2. Salah
satu masalah yang dihadapi dalam teknik penarikan sampel adalah tentang berapa banyak unit analisis (ukuran sampel) yang
harus diambil. Oleh karena itu, pada saat peneliti mengajukan usulan
penelitian, disarankan untuk secara tegas memberikan gambaran operasional
berupa ukuran sampel minimal yang akan digunakan untuk penelitiannya. Ukuran
sampel ini akan memberikan isyarat mengenai kelayakan penelitian (eligibility
of the research).
Ukuran sampel bisa ditentukan
melalui dua dasar pemikiran, yaitu ditentukan atas dasar pemikiran statistis,
dan atau ditentukan atas dasar pemikiran non statistis. Ditinjau dari aspek
statistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: (1)
bentuk parameter yang menjadi tolak ukur analisis, dalam arti apakah tujuan
penelitian ini untuk menaksir rata-rata, persentase, atau menguji kebermaknaan
hipotesis, (2) tipe sampling, apakah simple random sampling, stratified random sampling atau yang
lainnya. Tipe sampling ini berkaitan dengan penentuan rumus-rumus yang harus
dipakai untuk memperoleh ukuran sampel, dan (3) variabilitas variabel yang
diteliti (keseragaman variabel yang diteliti), makin tidak seragam atau
heterogen variabel yang diteliti, makin besar ukuran sampel minimal. Sedangkan
dipandang dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa
faktor, diantaranya: (1) kendala waktu atau time constraint, (2)
biaya, dan (3) ketersediaan satuan sampling.